A. Visi Sekolah
Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu dalam memasuki era globalisasi dan otonomi daerah. Hanya bangsa berkualitas yang akan mampu hidup terhormat di tengah-tengah dunia yang semakin kompetitif. Era otonomi daerah memunculkan persaingan antardaerah dalam usaha memakmurkan daerah masing-masing. Daerah yang sumber daya manusianya berkualitas akan memenangi persaingan itu dan akan hidup lebih bermartabat.
Konsep manusia berkualitas harus dipahami sebagai kompleksitas yang utuh, menyangkut seluruh potensi dan eksistensi manusia. Manusia mempunyai potensi kognitif, afektif, dan psikomotoris. Juga bereksistensi sebagai insan Tuhan, insan pribadi, insan sosial, dan insan politis. Untuk mewujudkan itu diperlukan proses pendidikan yang serius dan bertanggung jawab.
Proses pendidikan yang dilaksanakan akan menumbuhkembangkan kecerdasan seutuhnya, yang meliputi Kecerdasan Spiritual (SQ: Spiritual Quotient), Kecerdasan Intelektual (IQ: Intllegence Quotient), dan Kecerdasan Emosional (EQ: Emotional Quotient). Ketiga aspek itu berlangsung secara komprehensif, menjadi indikator proses dan hasil pembelajaran.
SMP Negeri 2 Pabelan, sebagai sebuah sekolah yang berada di pedesaan, terpanggil untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat melalui pendidikan. Ini dilandasi dengan kesadaran bahwa pendidikan adalah aset paling berharga untuk kehidupan masa depan yang semakin berkualitas.
Berangkat dari konsep dasar dan keberadaan sekolah di tengah semua konteks yang mengitarinya, SMP Negeri 2 Pabelan merumuskan Visi sebagai berikut:
Mewujudkan insan Pancasila, dalam hal ini, semua warga sekolah terutama peserta didik/siswa diharapkan mampu memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) profil pelajar Pancasila yang mempunyai ciri-ciri (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif.
Visi ini sejalan dengan renstra kemendikbudristek melalui gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga. Pentingnya pendidikan karakter ditunjukkan dan dikuatkan dalam profil pelajar Pancasila dengan menjadikannya sebagai arah karakter yang dituju dalam pendidikan Indonesia. Lebih dari itu focus bisi sekolah tak hanya peserta didik. Namun, juga mengacu kepada kepala satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan, orang tua serta masyarakat luas.
PRIGEL merupakan akronim dari kata Prestasi, Religius, Inovatif, Gesit, Efektif, dan Loyal. Urutan dalam penulisan akronim tidak berarti mengesampingkan keutamaan namun hanya sekadar menggunakan kata sifat yang berasal dari Bahasa Jawa ini. Artinya, pemilihan motto ini hanya berdasarkan kata yang sudah familier saja.
Prestasi, diharapkan warga sekolah selalu mempunyai visi bahwa merka akan senantiasa berprestasi sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing. Dapat berupa prstasi bidang akademik mupun nonakademik seperti sepoak bola, seni, maupun ajang lomba dan kompetisi lain.
Religius, diharapkan warga sekolah selalu menerapkan perilaku hidup berdasarkan keimanan dan ketakwaan masing-masing sesuai dengan kepercayaannya. Mereka juga diharapkankan juga mempunyai rasa syukur kepada Tuhannya dengan juga memiliki akhlak mulia baik kepada sesama manusia maupun kepada alam sekitar.
Inovatif, diharapkan warga sekolah mempunyai napas pembaruan pada kondisi yang relevan dengan melakukan inovasi yang bermanfaat dengan nalar kritisnya. Mereka rensponsif terhadap fenomena yang dihadapi serta berinovasi mengatasi permasalahan yang muncul
Gesit,diharapkan warga sekolah mempunyai kecepatan dan kegesitan dalam bertindak setap apa yang harus dikerjakan. Dengan bergotong royong diharapkan warga sekolah dengan cepat dapat menyelesaikan permasalahannya sesuai dengan konteks yang ada.
Efektif,diharapkan setiap apa yang dikerjakan warga sekolah berhasil guna dan tepat dalam menyelesaikan waktu tanpa menyia-nyiakan kesempatan. Aspek ini menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah perencanaan dengan berdasarkan kemandirian, kegotongroyongan, bernalar kritis dan kekreatifan yang dimiliki.
Loyal,diharapkan warga sekolah mempunyai sifat setia dan konsisten terhadap apa yang telah dimilikinya. Kesetiaan ini tak hanya sebatas secara umum seperti loyal kepada bangsa dan negara NKRI, kedaerahan, sekolah, keluarga, dan masyarakatnya. Namun, secara lebih luas juga ketika berada di area luas atau internasional, dia tetap mempunyai kesetiaan bahwa mereka adalah bagian dari Indonesia. Wawasan kebhinekaan global menjadi landasan bahwa mereka tetap loyal kepada lingkunan sekitarnya.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi siswa yang berjiwa mandiri, kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup (Life Skills). Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali siswa memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berwawasan global.Pendidikan kecakapan hidup dilakukan untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materi pembelajarannya bersatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Materi pembelajaran itu menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi, sehingga secara struktural tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu, penentuan materi pembelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agr siswa mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan kehidupan di kemudian hari.
B. Misi Sekolah
Untuk melaksanakan visi “MEWUJUDKAN INSAN PANCASILA YANG PRIGEL, PRESTASI RELIGIUS INOVATIF GESIT EFEKTIF DAN LOYAL”SMP Negeri 2 Pabelan merumuskan cara-cara mendasar untuk meraihnya, yang disebut Misi. Adapun misinya sebagai berikut:
Mengembangkan potensi spiritual dan kebiasaan menjalankan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing-masing serta membudayakan akhlak baik kepada sesama dan kepada alam semesta.
Mewujudkan dokumen 1 dan 2 kurikulum tingkat sekolah (KTSP)
Mewujudkan proses pembelajaran yang dinamis, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan menggunakan pendekatan yang sesuai
Memujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas.
Mewujudkan sumber daya manusia, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, yangberkualitas profesional, bertanggung jawab, dan berdedikasi tinggi.
Mewujudkan pengelolaan sekolah berdasarkan konsep Manajemen Berbasis Sekolah, dengan mengembangkan komunikasi kekekeluargaan, transparan, kemitraan, dan kedinasan secara terpadu.
Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang akuntabel, memadai dengan memberdayakan semua pihak terkait.
Mewujudkan sistem penilaian yang menyeluruh, autentik, objektif, dan berkelanjutan, yang mampu mengukur kompetensi siswa secara utuh.
Mewujudkan budaya dan lingkungan sekolah yang sehat, serta bersih, indah, dan nyaman (BERIMAN)